Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Curhatan, Curasi, Dramatisasi dan Tingkah laku gue sehari-hari yang dikemas dalam tulisan.:P

Vent 138 - Drama Danau Taman Hidup



Drama Danau Taman Hidup

Aku dan lima orang temanku berlibur ke taman hidup. Niat kami adalah menghilangkan stress hiruk pikuk dunia perkuliahan. Usut punya usut akhirya dari malang kami berkendara menuju probolinggo. Kenapa Probolinggo? Karena Taman hidup ini terletak di Probolinggo tepatnya gunung Argopuro.

Perjalanan ini dimulai dari pos lapor yang ada di desa Bremi. Kami harus membayar biaya sebesar 20rb perhari, dan 30rb untuk hari libur. Karena kami rencananya akan menginap di sana jadi dihitungnya 2 hari, minggu dan senin = 50ribu! Oke!

Start pendakian jam 10!

Team: Jo, Don, Wigar, Tegar, Plong, Aku

Sebenarnya perasaan cape belum menggerogoti tubuhku tapi entah kenapa panas siang ini membakar kulit dan kepalaku. Saat itu tim achalendra berdoa dulu sebelum melakukan pendakian. Sesudah berdoa aku menyalakan kamera untuk merekam part pertama jurnal perjalanan. Dengan cepat Wigar memperkenalkan tiap kru ke kamera. Nah di mulailah cerita ini.

 “My name is Captain Jack! (self-proclaimed) nih perkenalkan member baru, Donkey mcCrap (Plonk)! Dan di belakang ada Obama! (Don)” Intro dari wigar.

Intronya sebenarnya panjang tapi aku cut aja biar gak menuhin layar. 

Kami akhirnya sampai di pos pertama? Menurutku ini pos pertama semuanya mengencangkan sabuk dan si Joni mengeluarkan gear barunya. Jreeeng gear barunya adalah google! Karena ane penasaran dengan google nya ane minjam buat review.

Review google Joni: kelebihan, mata tidak bakalan masuk debu, tambah keren. Kekurangan, bikin kecekik dan agak susah nafas.

Di pos 1? Ini kami juga bertemu dengan seorang nenek. Waktu aku bertemu beliau aku sedikit was-was. Kalau kulihat sih hampir semua kru sedang was-was. Tapi ternyata beliau memberikan wajengan buat kami, jadi ke was-was an kru mereda. 

Setelah naik agak lumayan kami bertemu rombongan moto cross yang melaju mendahului kami. Jalan langsung berdebu dan dengan segera kami menutup semua lubang udara --a

Ternyata pos sebelumnya itu bukan pos yang dimaksud. Pos yang sebenarnya berada cukup jauh di atas dekat hutan damar. Dihutan damar lumayan bagus jadi kami foto-foto dulu. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan sekitar lebih 3 jam. Kami bertemu mas-mas yang lagi rehat di samping pohon besar.  

“Ini masih 25%, masih jauh”

Whatt??! *dalamhati

Katanya pohon ini gerbang pos 1 selanjutnya nanti pohon roboh itu pos dua/ pal dua. Setelah itu kami tidak mau berlama-lama di situ takutnya kena mental attack dari mas2nya. Setelah agak jauh dari gerbang satu kami langsung berembuk membahas ‘seberapa jauh lagi sih jaraknya?’ kalau menurut pengamatanku sepertinya kita akan sampai sebelum malam. Mungkin sampai jam 4-5 an. Setiap kami rehat dari awal tadi kami terus membuat rekaman video untuk jurnal perjalana.

Setelah perjalanan penuh cucuran keringat kami akhirnya sampai juga di pal 2. Rehat sebentar dan menghela nafas karena perjalanan menanjak sebenarnya akan dimulai dari sekarang. Jalan menanjak benar-benar luarr biaasaa!! Beberapa dari kami sangat kelelahan dan hampir tidak bisa melanjutkan perjalanan. Saat seperti ini kami merasa sedikit diburu waktu karena waktu itu sudah jam 3. Tiba-tiba kami (sebagian) mendengar suara dangdut dari bawah. Seperti alunan musik dangdut yang semakin lama semakin dekat dengan kami. Waktu kami tunggu tidak ada yang muncul dari belakang tapi alunan music dangdut itu terus mendekat.

Merasa sedikit horror dengan suara itu akhirnya kami beranjak lagi untuk mendaki. Saat itu matahari sudah mulai turun, saat itu sekitar jam 4 pohon-pohon tinggi membuat suasana menjadi rindang sekaligus mencekam. Beberapa kru sudah merasa tidak bisa mendaki lagi dan ingin bermalam memasang tenda ditengah perjalanan ini. Saat itu regu pun dipecah menjadi 2. Jadi regu 1 akan duluan naik membikin tenda dan menjemput kami regu 2. Aku waktu itu berada di regu 2 dan kami beristirahat agak lebih lama, sedangkan regu 1 berangkat mendaki duluan. Nah saat itu tinggal kami bertiga di di tengah hutan. Aku ,Jo , dan Don. Sedikit demi sedikit kami menyicil dengan naik secara perlahan. 

Jam 6 waktu maghrib telah tiba. Aku jo, dan Don beristirahat sebentar sekitar 15 menitan. Ceritanya kami menunggu maghrib selesai, dengan melihat cahaya matahari terbenam. Seketika hutan menjadi sangat gelap dan sangat mencekam. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, waktu itu posisiku didepan memegang senter. Kami berjalan perlahan dan tiba-tiba suara dangdut itu mulai muncul lagi dibelakang kami “dangduut~ dangdut~” seperti itu suaranya kata Don. Waktu itu si Don mendengar hal itu tapi saat itu dia tidak mengatakannya kepada kami. Bentuk jalur ini seperti zigzag jadi saat kami sedang sepi mendaki tiba-tiba ada suara “Hoi!” dari semak2. Kami bertiga langsung kaget mendengar suara itu.  Aku langsung berasumsi kalau dibelokan selanjutnya mungkin itu regu pertama yang turun mencari kami. Lalu kami balas teriakin menandakan kami disini. Tapi tidak ada jawaban dan ternyata tidak ada siapa-siapa. Sejak saat itu kalau ada suara lagi yang memanggil, tidak akan kami jawab dulu sebelum mereka nampak. 

Terus kami beristirahat di bekas pohon besar yang telah ditebang. Saat itu jalan keatas maupun jalan turun tidak kelihatan karena sangat gelap. Waktu itu si Jo melihat suatu makhluk di belakang kami dan aku melihat jo seperti sedang melihat-lihat area dibelakang kami sambil memasang kuda-kuda dengan pisau ditangannya. Aku cuma bertukar pandang dengan jo dan dengan segera tanpa bicara mengisyaratkan untuk melanjutkan perjalanan.  

Tidak lama setelah itu terdengar saura Wigar dan Tegar memanggil. Aku melihat senter mereka perlahan turun dari atas “itu mereka!”. Saran Jo waktu itu jangan di jawab dulu, aku setuju saja dan menunggu sampai mereka turun mendekat. Aku memberikan sinyal senter keatas dan ternyata itu benar mereka. Kekhawatiran dan kecekaman malam ini pun mulai menurun. 

Jam 7 kami semua telah berkumpul di tempat destinasi, Danau Taman Hidup. Tenda didirikan tepat sebelum jalan masuk menuju danau. Karena tanah di sekitar danau lembab jadi kami mendirikan tenda agak jauh dari danau. Malam itu setelah selesai makan, aku tidak langsung melihat danau. Waktu itu kata Tegar dan Wigar danau airnya sangat dingin dan ditutupi kabut. Kalau tidak salah plong dan wigar malam itu jalan-jalan ke danau dan tiba-tiba kabut turun. Mereka agak kebingungan mencari jalan kembali karena jarak pandang telah ditutupi kabut. Akhirnya kami memutuskan untuk tidur.

Besoknya aku bangun sekitar jam 4. Aku merasakan kaki ku agak susah digerakkan. Wah aku terkena doms ini. Susah sekali untuk berdiri, kaki ku sakit setiap kali aku melangkah. Pikirku apakah baik-baik saja nanti pas turun dari sini. Jam 5 aku masuk ke area danau Taman Hidup. Wah benar-benar indah pemandangan disini. Aku mencoba untuk minum air di danau ini. Airnya dingin dan segar sekali, aku bersama Don, Jo dan Plong berfoto-foto di pagi itu. Saat itu Tegar dan Wigar masih belum bangun. Kemudian si Jo membangunkan mereka. Tegar bangun dan bersiap menyalakan api untuk membuat kopi. Sedangkan Wigar masih tetap terlelap dalam tenda.

Setelah kami ngopi dan ngeteh pagi itu kami pun jalan-jalan disekitar danau. Membuat video dokumentasi, mengisi persedian air, dan memasak. Setelah makan kami bersiap untuk pulang. Jam 11 kami turun dan ternyata kaki ku yang terkena doms mendapat masalah serius saat menuruni beberapa tanjakan. Awal nya aku masih bisa menahan rasa sakit otot-otot yang bersitegang itu, tapi lama- kelamaan aku sudah tidak kuat menahan rintihan kaki ku. Akhirnya aku berjalan secara perlahan dan mulai ketinggalan dari kru laiinya. Setelah itu aku menceritakan kepada kru kalau kaki ku terkena doms. Kemudian aku dibantu oleh Jo dan Tegar tiap menuruni tanjakan. Kami terus turun secara perlahan hingga akhirnya aku sudah tidak bisa merasakan kaki sebelah kiri ku. Aku mengganti tumpuan dari sebelah kiri ke sebelah kanan sambil berpegangan dengan Joni bergantian dengan Tegar.

Sesampainya kami di gerbang (pos 1) kami semua beristirahat. Cukup lama beristirahat disini akhirnya hujan turun. Waktu itu barang bawaanku dibawakan oleh plong untuk mengurangi beban yang ditimbulkan doms dikaki ku. Sesaat akum au berdiri ternyata aku langsung terjatuh. Aku sadar ternyata ke dua kakiku sudah tidak bisa ditekuk. Kalau ditekuk dia akan langsung kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Mengatasi hal ini aku memakai 2 tongkat yang diberikan Don dan Wigar. Plong segera turun dengan cepat membawa barang-barang. Katanya dia akan turun sambil berlari karena barang bawaan cukup berat. 

Waktu turun aku bareng dengan Jo dan Tegar, kemudian berbarengan dengan Don dan Wigar juga. Mereka semua memberikan semangat kepadaku dan tentu saja aku tetap bersemangat. Waktu itu Jo kelihatan kecapekan juga, aku mencoba untuk berjalan sendiri perlahan dan perlahan. Tapi kemudian aku terjatuh lagi, sialll! Mungkin gara-gara aku terjatuh itu kru menawarkan untuk memopohku sampai bawah. Tapi aku bersikeras untuk tetap berjalan karena pikirku aku masih sanggup berjalan juga teman-teman juga kelihatan sudah kelelahan.

Diperjalanan kami menemukan beberapa lahan yang terbakar. Hal ini cukup mengganggu kami dan asap dari lahan tersebut ditiup angina ke arah jalar turun kami. 

Tiba-tiba seorang pengendara motor datang. Kami liat dari kejauhan sepertinya orang itu tidak asing. Ternyata dia adalah Plong! Dia sudah sampai di pos lapor dan meminjam motor dari pemilik disana. Syukurlah aku akhirnya dibonceng dan dengan cepat diamankan menuju pos lapor. Katanya waktu Plong menerobos hujan sendirian dia sempat tersesat hingga akhirnya bertemu orang sekitar yang menyuruhnya untuk memutar sekali lagi untuk mencapai pemukiman. Well done plonk!

Akhirnya sekitar jam 2 – 3 kami semua sudah berhasil turun dan berkumpul di pos lapor. Kami pun kembali menginap de rumah Plonk (Probolinggo) sehari sebelum kembali ke Malang. Sebelumnya kami mendengar berita kalau hari ini ada beberapa pendaki yang terjebak di Gunung Argopuro karena kebakaran. Syukur lah kami sudah berhasil turun hari ini mengingat kalau kami menginap 2 hari lagi di taman hidup bisa saja orang yang di beritakan itu adalah kami. 

Dibawah adalah beberapa quote yang memorable selama perjalanan dan beberapa honorable mention!

“And me Drunken McCrap!” -Plong

“Jangan! Kalau dia dikasih mask nanti dia ngomong ‘no one cared who I was until I put on the mask’” -Tegar
 
“ok guys, kata-kata terakhir?” -wahyu

“I take the video! I captured you, like a nigga” -plong

“There ll always be the third times” -plong


I don’t need a map, I just need a camera” -wahyu

“Treknya dipakai motocross? Ratingnya 5 dari 100” -wigar

“Semua bulu-bulu ane berdiri” -wahyu

“We are facing the new area, look this is the red wood” -wigar

“Overallnya disini baru 25%” -a man below the tree

“Ya ini, teman-teman saya lagi diskusi. Soal estimasi jam, mungkin benar kata-orang tadi sekitar 4-5 jam tapi ya mungkin Insya Allah kita bisa sampai sebelum maghrib” -Jo

“begini deh ente lebih percaya dia atau ane, Kapten?” -wigar

“kalau dari peta sih sudah lewat banyak” -Don

“tapi ini kan peta buta ya, buta dari segalanya” -plong

“waah udah deket kok ini” – native

“yang lucu lagi kalau ada orang bilang ‘mas ini masih jauh ga?’ ‘oh paling gak habis satu rokok saya mas, rokok kretek maksudnya’.” -Jo

“Nanti kita akan dibagi beberapa team. plong sebagai chef, wahyu co-chef. Jo dan Tegar pendiri tenda. Ane dan Don istirahat” -wigar

“Gate of Valhalla” -tegar

“hey kenyangono iki gak enek gunanya berhenti untuk konsumsi kalau ente gak kenyang” -tegar

“Sumpah dari berbagai macam gunung. Ini trek yang panjang, naik terus, dan tanahnya tuh pasir. Jadi terhitung berat dan ini belum ada apa apa nya ini cuman…. ibaratnnya cuma nglewatin bukit doang bukan puncaknya. This is the best” -wigar

 “Saranku untuk pendaki lainnya sih ga perlu banyak bawa air, bawa botolnya aja” -wahyu

“kayaknya ada suara merak disitu deh. Itu suara babi apa merak sih? Ke sana yuk kita bunuh” -wigar

“Sialll! First I feel the pain, now I feel nothing” -wahyu

“fotoin ane dong” -Don

“Saat maghrib nanti kita stop dulu ya guys. Mungkin sekitar 30 menit” -Jo

“Jooo!! Jo!!!!” -tegar,wigar

“ane mau bilang sesuatu nih, tapi pas kita sudah turun aja” -Don

“Jo, jangan nyenter ke atas jo, bahaya” -wahyu

 “Hoi!” -unknown



Ig: achalendra.official
achalendrahiker.blogspot.com
since 2015


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments