Ranu Kumbolo part 2
Sekitar pukul 22.00 – 23.00 wib Terdengar
suara beberapa orang yang mungkin sedang berkemas memindahkan tenda. Suara angin yang menyapu bumi Ranu
Kumbolo juga terdengar menyapu tenda kami. Aku terus mencoba untuk tidur.
Terbangun aku menyadari kalau suhu semakin dingin (di bawah
10derajat). Menurut palang yang ada di depan dingin bisa mencapai 4derajat dan saat aku terjaga sekitar jam 2 dini hari aku
merasakan kalau lubang hidung ku rada ber-air. Ternyata hal itu di sebabkan
oleh embun yang masuk dan membasahi rongga hidungku. Ditambah dengan aku yang
kebelet pipis akhirnya aku mengubah posisi menjadi duduk dan membuka sleeping
bag yang menurutku lumayan mengganggu itu.
Aku berdiri di tenda dan menyadari ventilasi atas terbuka
keduanya. Dengan segera aku tutup keduanya tapi hal tersebut tidak bisa membantu
sama sekali. Cuaca tetap dingin menusuk kedalam tulang. Berbarengan dengan itu
kreshna (joni panggilannya) juga bangun, dari jam 2 itulah aku sudah tidak ingin
kembali tidur. Kemudian Atika juga bangun dan Ka Ahmad juga ikut terjaga.
Aku yang dari tadi kebelet pipis akhirnya keluar tenda dan
merasakan dingin yang 2-3 kali lebih pekat daripada berada dalam tenda. Aku sedikit
terhuyung menuju selatan tenda sendirian (ngomong-ngomong aku berani juga yee
sendirian ke lokasi deket lembah -_- padahal lokasi cukup terang gara2 sinar
rembulan).
Di tenda kami Cuma mengisi waktu dengan bercerita-cerita
sampai sang fajar menampakkan dirinya. Nah saat itulah aku mulai bingung.
Katanya sunrise akan kelihatan
tapi di lokasi camp kami tidak terlihat sama sekali ._.” . Pukul 6.30 kami (Ka Ahmad, Joni, aku, atikah, evy, nana, amel, alfian) jalan-jalan ke
sisi danau yang lain dan benar saja tempat di sebelah kami lah ternyata The Real Ranu Kumbolo?!? Di lokasi ini lebih banyak camp
dari pada tempat kami memasang tenda -.-“.
Disini terdapat sebuah tanjakan yang katanya memiliki
cerita menarik (mitos-nya) yaitu “Tanjakan Cinta” “konon
katanya kalau ada orang yang sedang menaiki tanjakan ini sambil memikirkan
seorang yang dia sukai tanpa menoleh ke belakang maka akan tercapai hal
tersebut. Kemudian kalau ada pasangan yang sedang menaiki tanjakan ini dan
ternyata malah menoleh kebelakang maka hubungan mereka akan putus di tengah
jalan” ;D hahaha. (detailnya search di gugle yeh). Aku mencoba apakah hal itu benar dengan
keyakinan yang kuat aku mendaki tanjakan itu. Parah juga, cape banget coy!! Tanjakannya
beneran berat -_-“ apalagi ka Ahmad yang sudah duluan sampe di atas neriakin
kami sembari melucu mengatakan “ayoo semangaaat rek, semangaat.. eh tunggu dompet
siapa tuh yang jatuuh?? :p” -__-“. Tapi Tanjakan cinta berhasil kutaklukan
dan apakah cerita cinta saya juga berhasil? Itu beda ceritanya ntar :v hahaha
salah satu video yang di Rekam terkait
perjalanan kami mendaki tanjakan cinta ini yang
mau liat monggo di klik link (youtube) di bawah ini
Pukul 8.00 Kami kembali
ke Lokasi Camp dan makan untuk mengumpulkan tenaga. Kalau
di real ranu suhunya agak hangat dan enak sih kalau menurutku. Tapi saat
kembali ke lokasi camp suhunya langsung kembali dingin :v. Banyak rombongan
dari summit yang turun kembali dan melewati tenda kami. Hal itu di jadikan
moment untuk foto bersama (khususnya untuk para pendaki dari Malaysia ;v).
Pukul 11.00 kami start berangkat untuk
pulang ke ranu pani. Perjalanan pulang dengan perkiraan waktu 7
jam
ini ternyata berubah menjadi cerita lain. Inti dari cerita perjalanan kami pun
lebih banyak di ceritakan saat perjalan pulang ini. Karena Rombongan kami yang
semuanya termasuk pemula ini mengambil resiko dengan memakai jalur shortcut
yang berbeda dari jalur sebelumnya.. dan ternyata jalur ini lebih berbahaya dan
menyesatkan..
-end of Ranu Kumbolo part 2-
3 komentar:
Nice story dude
Nice story dude
Nice story dude
Posting Komentar